Naskah ini ditulis di Rawajati, dekat pabrik sepatu Kalibata, Cililitan, Jakarta merupakan tempat tinggal saya sejak 15 Juli 1942 hingga sekitar pertengahan tahun 1943, dengan mempelajari keadaan kota dan kampung Indonesia yang lebih dari 20 tahun ditinggalkan. Waktu yang digunakan untuk menulis Madilog ialah kurang lebih delapan bulan mulai 15 Juli 1942 sampai dengan 30 Maret 1943 (berhenti 15…
Ternyata kekhawatiran tentang ekonomi yang "menjajah" bangsa sudah diperkirakan Tan Malaka, sehingga buku ini tercipta. Pada masa buku ini dibuat, Indoneisa dalam keadaan membangun bangsa. Perbaikan, pembangunan dalam berbagai sektor, terutama segi ekonomi dan politik, diganyangkan ke seluruh Indonesia. Namun, agresi militer Belanda menghambat semua itu dengan tujuan merebut kembali Indonesia s…
Ditulis di tengah suasana peperangan besar Surabaya 1945, buku ini barangkali merupakan karya Tan Malaka yang paling imajinatif. Brosur ekonomi-politik yang dituturkan dalam gaya naskah drama, percakapan antara kelima tokoh yang oleh Tan Malaka dijuluki “para pendakwa modern”, yakni: Godam (wakil kaum buruh), Pacul (wakil kaum tani), Denmas (wakil priyayi), Toke (wakil kelas pedagang), Mr. …