Sebelum meninggal, Romo Mangun pernah bercerita bahwa ia sedang mengerjakan sebuah novel. Mungkin novel inilah yang dimaksud. Semula, naskah novel ini berupa berkas - berkas yang ditulis dengan mesin ketik, tercerai-berai, penuh coretan, sehingga tidak mudah di baca. Setelah di ketik ulang dan disunting seperlunya oleh orang - orang yang dekat dengan Romo Mangun, KPG ( Kepustakaan Gramedia Popu…
Novel yang berjudul “Balada Becak” merupakan novel buatan Y.B. Mangunwijaya. Romo Mangun membuat buku ini sebagai salah satu novel pertama yang ia buat. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta sederhana dari tahun 80-an. Bahasa sastra yang menarik pembaca untuk meresapi dan kembali membayangkan masa itu. Novel ini dapat membuat pembacanya seolah-olah masuk dalam kisah. Novel roman yang di…
“Setiap strategi yang sehat dan benar harus selalu berusaha mereduksi pihak lawan seminimum mungkin dan merangkul kawan sebanyak mungkin, sambil membujuk sebanyak mungkin lawan menjadi kawan, terserah apa latar belakangnya. Gerakan yang berkebiasaan membuat musuh di mana-mana amatlah bodoh.”
“Panglima-panglima medan perang, raja, serta adipati adalah jago-jago perang, pendekar dalam seni menyebar maut. Mungkin itu nasib lelaki. Tetapi kita kaum perempuan, Lusiku sayang, kita punya keunggulan lain: mengandung, menyusui, mengemban, dan memekarkan kehidupan. Rahim kita serba menerima. Tetapi juga serba memberi. Payudara perempuan adalah buah yang membanggakan kaum kita, Lusi. Sumbe…
Buku ini menceritakan kisah pembantu terdekat Roro Mendut, Genduk Duku, dan pencariannya akan cinta, kehidupan, dan perjalanan di Jawa abad ke-17.
78 tulisan Y.B. Mangunwijaya yang bernuansa kemanusiaan dan sebagian isinya merupakaan kritisisme atas sejarah pembangunan di Indonesia. Sebagian isinya pernah diterbitkan dalam buku Puntung-Puntung Roro Mendut oleh PT Gramedia tahun 1978. Pengantar oleh Mohamad Sobary
Esai/kritik sastra ini pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan Jakarta 1982, baru 6 tahun kemudian oleh Penerbit Kanisius tahun 1988. Seperti yang dijelaskan oleh penulis, buku ini pernah dihidangkan selaku ceramah di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada bulan Oktober 1980. Isinya menarik, memulai dengan pernyataan "Pada awal mula, segala sastra adalah religius", dan mengulas sastr…