Buku ini mengajak Anda-lewat esai dan cerpen yang sarat dengan kritik dan sindiran tajam, namun pas-untuk merenungkan kembali pelajaran sejarah bengsa ini, merefleksikan apa yang terjadi sebelum dan sesudah peristiwa kelabu 21 Mei 1998, dan mengamil hikmahnya untuk meranang arah reformasi dan transformasi bangsa ini menuju Indonesia Serba Baru.
Kita dapat hidup materialistis. Dapat pula kelewat rohani. Yang satu bertanggap mirip mesin. Yang lain berangan-angan begitu "mengukir langit" akhirat, sehingga hidup fana ini diremehkan karena "cuma" fana akan lewat berkata; jadi bukan yang sejati. Buku ini mengajak kita agar tidak hanyut dalam kedua ekstrim itu, melalui renungan-renungan refleksif yang bermuara pada penghayatan dari yang ters…
Buku ini bermanfaat bagi orang tua, yang menyadari tugasnya sebagai pendidik anak-anak, dalam usaha mendidik ,mereka menjadi manusia utuh karena menghayati nilai religiusitas.
Tetapi dengan kebanggaan. Anak kolong dan kaum ksatria hanya hidup dari kebanggaan. Bukan dari uang, tetapi karena telah berbuat berani. Mempertaruhkan nyawa demi sumpah, demi sasaran yang sulit dicapai, demi tujuan yang melegakan orang banyak. Akan kubuktikan, bahwa darah perwira masih mengalir di dalam urat-uratku, dan bahwa keindoan Mamiku adalah infuse darah baru bagi bangsa Inlander yang m…
Di awal 1986 ia tampil membela rakyat jelata di lembah Kali Code yang hampir saja tergusur akibat penataan kota. Dalam buku Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa, panji-panji kemanusiaan ia kibar-kibarkan lewat kumpulan catatan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Itulah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, budayawan terkemuka, novelis, cerpenis dan kolomnis. Romo Mangun tidak sekedar menyuguhkan lapo…
Novel dokumentasi yang memuat sejarah perintisan gereja Katolik awal di Jawa sebelum Perang Dunia II, selain dengan halus mengulas masalah pendidikan, wanita, emansipasi, hubungan antar manusia, persahabatan dan cinta.