Pemikiranku tentang genealogi moral mempunyai bentuk singkat dan sementaranya dalam kumpulan aforisme berjudul Human, all-too-Human, a Book for Free Minds. Aku menulis buku itu pada sebuah musim dingin di Sorento yang membuatku beristirahat dari rimba pikiranku yang liar serta buas. Kala itu musim dingin 1876-1877; namun, pikiran tersebut datang kepadaku lebih awal. Dan ide-ide yang serupa pula…
Friedrich Nietzsche (1844–1900) dalam buku ini membeberkan asal-usul tragedi Yunani dan relevansinya dengan budaya Jerman di masanya. Ia menyatakan pertautan itu sebagai ekspresi budaya yang telah mencapai harmoni yang lirih namun kuat, antara wawasan Dionysian perihal kekacauan dan penderitaan yang mendasari segenap keberadaan dan ketaatan serta kejelasan bentuk rasional Apollonian. Nietzsch…
Written in response to a book on the origins of morality by his erstwhile friend Paul Rée, the three essays comprising The Genealogy of Morals — all three advancing the critique of Christian morality set forth in Beyond Good and Evil — are among Nietzsche's most sustained and cohesive work. In the first essay — starting from a linguistic analysis of words such as "good," "bad," and "evi…
Friedrich Nietzsche's Beyond Good and Evil is translated from the German by R.J. Hollingdale with an introduction by Michael Tanner in Penguin Classics. Beyond Good and Evil confirmed Nietzsche's position as the towering European philosopher of his age. The work dramatically rejects the tradition of Western thought with its notions of truth and God, good and evil. Nietzsche demonstrates that…
Benar-benar provokatif, demikianlah Nietzsche dalam Beyond Good and Evil (1886) yang menjadi ahli psikologi skeptis dan filsuf yang bijak secara dadakan, yang dengan bersemangat menelanjangi masyarakat Eropa dengan wawasannya yang tajam dan prediksinya yang cerdas. Karya besar pada masa kematangannya ini membicarakan tentang pandangan Nietzsche yang sangat penting seperti asal-usul moralitas Ya…
Hampir semua buku Nietzsche menyinggung tentang dua topik: kekuasaan dan agama. Dalam buku ini pun sama, ia kembali menungkit masalah tersebut melalui bingkai nafsu dan moralitas. Dibanding karya filsuf yang lain, kaya Nietzsche ini masuk dalam kategori yang tidak terlalu sulit dicerna. Ia selalu mampu memberikan diksi-diksi peyoratif yang tidak terlalu membuat pembaca bingung. Kekurangan…
Benarkah Nietzsche seorang Ateis? Dia lebih kompleks dari sekadar Ateis. Friedrich Wilhelm Nietzsche, filsuf Jerman yang berpikiran bahwa Tuhan telah mati. Pada 1865, dia meninggalkan agamanya (Kristen) untuk melancarkan serangan kepada kaum Teisme melalui bukunya “Thus Spake Zarathustra”. Dia menceritakan kehidupannya melalui seorang tokoh bernama Zarathustra. Dengan tokoh ini, Nietzsch…
"Madness is something rare in individuals - but in groups, parties, peoples, ages it is the rule." Hammer of the Gods presents Friedrich Nietzsche's most prophetic, futuristic and apocalyptic philosophies and traces them against the upheavals of the last century and the current millennial panic. This radical re-interpretation reveals Nietzsche as the only guide to the madness in our society whi…
Philosophical Writings, part of the German Library Series contains essential portions of the theses that make Nietzsche the most controversial of philosophers. It includes: The Birth of Tragedy, Beyond Good and Evil, The Gay Science, Untimely Meditations, Human, All too Human, and other works. Included are Preface to Richard Wagner, On Truth and Falsity in their Extramortal Sense, The History o…