Atheis adalah sebuah novel karya Achdiat Karta Mihardja yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1949. Roman yang menggunakan tiga gaya naratif ini menceritakan kehidupan Hasan, seorang Muslim muda yang dibesarkan untuk berpegang pada agama, tetapi akhirnya meragukan agamanya sendiri setelah berurusan dengan seorang sahabat penganut Marxisme–Leninisme dan seorang penulis penganut nihili…
Iwan Simatupang adalah salah seorang tokoh kontroversial dan fenomenal dalam peta perjalanan kesusastraan Indonesia mutakhir. Karya-karya Iwan Simatupang memiliki karakteristik yang khas dan unik, suatu pendobrakan dan pembaruan yang masih diakui eksistensinya hingga sekarang. Eksistensialisme memang kata yang paling banyak diungkapkan dalam kaitannya dengan Iwan Simatupang… Ada banyak persoa…
Semangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru, menggantikan ronggeng terakhir yang mati dua belas tahun yang lalu. Bagi pendukuhan yang kecil, miskin, terpencil, dan bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang. Tanpanya, dukuh itu merasa kehilangan jati diri. Dengan segera Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi. Cantik dan menggoda. Semua…
Buku ini memuat sajak-sajak pilihan Sitor Situmorang selama rentang waktu 1948-1993. Sajak-sajak dipilih oleh Riris K. Toha Sarumpaet.
Novel Indonesia pertama bukanlah Azab dan Sengsara, tetapi Tjhit Liap Seng (Bintang Tujuh). Bukan terbit awal 1920-an tetapi 35 tahun sebelumnya. Bukan buah pena Merari Siregar, seorang Batak, melainkan seorang Tionghoa dari Bogor, Lie Kim Hok. Malah karangan Lie Kim Hok itu didahului oleh aktivitas penulis peranakan lain yang sejak tahun 1850-an dengan munculnya dunia pers dan penerbitan, atau…
Pernah diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan pada tahun 1982 dengan judul yang sama. Tetapi edisi ini ditambahkan 4 cerpen Iwan Simatupang yang terlambat datang dari Belanda: "Darah Tinggi", "Penumpang", "Besok Dia Bangkit Kembali", dan "Senyum Jembatan" yang semuanya dimuat di Star Weekly.