Banyak fenomena yang membutuhkan literasi, butuh pemahaman total. Saatnya membuka mata. Begitulah kunci literasi yang paling urgen. Membuka mata memungkinkan seseorang membaca mata, membaca batin, dan menafsirkan teks sastra. Membaca mata seseorang jelas butuh literasi. Mata itu cermin hati. Membaca mata, sama halnya sedang membaca hati. Membaca hati, otomatis terkait literasi tingkat tinggi. M…
Salah satu hal yang dapat meningkatkan citra bangsa adalah tingginya produktivitas karya ilmiahnya. Banyak hasil penelitian di Indonesia yang bermutu tinggi hanya disimpan di perpustakaan sehingga tidak dapat dimanfaatkan para ilmuwan, baik ilmuwan dalam negeri maupun luar negeri. Tidak dipublikasikannya hasil-hasil penelitian itu salah satu sebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan keterampila…
astra Lisan Teori Dan Penerapannya-I Made AstikaOriginal SegelBuku Ini Memuat Tentang Konsep-Konsep Sastra Lisan Dari Konsep Dasar Hingga Analisis Penggunanya .Melalui Buku Ini Penulis Juga Mencoba Menjelaskan Tentang Karakteristik Atau Ciri-Ciri Sastra Lisan Dan Sastra Tulis,Manfaat Mempelajari Konsep-Konsep Sastra Lisan,Konsep-Konsep Teori Analisis Sastra Lisan Khususnya Teori Struktur Axel O…
Bekerja bermodal cangkul dan pengki bukan berarti berpikir kelas bawah. Tempat diskusi warung pinggir jalan bukan berarti kualitas diskusinya marjinal. Di warung Mang Ayat yang gerah yang selalu sedia antara lain kopi jagung, tempe mendoan, sayur bening, sayur asem, cumi asin, sambel korek, sayurtoge, pepes jamur, Sukab dan konco-konconya sesama kuli dan buruh kelas bawah biasa mengobrol topik-…
Tari dan Ari, dua remaja yang dipertemukan oleh takdir. Selain bernama mirip, mereka juga sama-sama lahir sewaktu matahari ter-benam. Namun, takdir mempertemukan mereka dalam suasana “perang”. Ari yang biang kerok sekolah baru kali ini bertemu cewek, adik kelas pula, yang berani melawannya. Kemarahan Ari timbul ketika tahu Tari diincar oleh Angga, pentolan SMA musuh. Angga, musuh bebuyuta…
"Di tangannya, kata seolah mendapatkan tuah. Ungkapan verbal lumrah dalah puisi Sapardi menjelmakan sebuah 'dunia di seberang bahasa' yang enigmatik, tempat segalanya terlihat begitu bening tapi sekaligus tak tertembus, begitu akrab namun selalu tak tertangkap."
Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi. Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian. Tapi di Negeri di Ujung Tan…