PERPUSTAKAAN VLOOSWIJK IFTK LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Kekristenan dan Teologi Asia : Inkulturasi, Dialog Antaragama Pembebasan Paripurna
Penanda Bagikan

Text

Kekristenan dan Teologi Asia : Inkulturasi, Dialog Antaragama Pembebasan Paripurna

EDMUND, Kee-Fook Chia - Nama Orang;

Buku ini merupakan studi komprehensif dan reflektif tentang Kekristenan di Asia yang menyatu erat dengan konteks budaya, agama, dan dinamika sosial benua tersebut. Dengan pendekatan sistematis, buku ini menyusun pemahaman teologis dalam tiga bagian besar yang saling berhubungan: fondasi konseptual dan historis, artikulasi teologis khas Asia, dan praktik teologis kontekstual.

Bagian pertama membentuk kerangka pemahaman tentang latar belakang geokultural dan religius Asia. Asia tidak dipahami sekadar sebagai entitas geografis, melainkan sebagai mosaik hidup dari tradisi budaya dan agama yang kompleks dan saling bertaut. Buku ini membedakan tiga kawasan utama—Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara—dan memaparkan karakteristik sosial-politik serta spiritualitas masyarakatnya.

Bab pertama menyuguhkan analisis tentang religiositas orang Asia yang unik, spiritual, dan sangat terikat pada komunitas. Disoroti pula bahwa pengalaman keagamaan di Asia seringkali tidak dapat dipisahkan dari cara hidup sehari-hari dan nilai-nilai kolektif, berbeda dengan pendekatan individualistik ala Barat.

Bab kedua menyajikan lintasan sejarah Kekristenan di Asia, dimulai dari komunitas awal seperti umat Kristen St. Thomas di India hingga pengaruh Kristen Nestorian di Tiongkok. Penulis juga menelusuri sejarah kolonialisme dan bagaimana Kekristenan kerap menjadi instrumen kekuasaan asing, namun kemudian dikontekstualisasi ulang oleh Gereja lokal pasca-kolonial. Dengan fokus pada sembilan negara dari tiga kawasan Asia, bagian ini menunjukkan bagaimana umat Kristen lokal bergulat dengan isu-isu sosial, politik, dan budaya sambil tetap memelihara iman mereka.

Bab ketiga memperkenalkan karakteristik teologi Asia, yaitu keberpihakannya pada konteks kemajemukan dan kemiskinan. Teologi Asia tidak bersifat spekulatif atau akademis murni, tetapi berakar pada praksis, pengalaman nyata, dan narasi rakyat. Penulis menekankan bahwa metode berteologi Asia menyatukan refleksi kritis dengan spiritualitas inkarnatif yang membuka ruang dialog lintas tradisi dan perjumpaan dengan yang lain.

Bagian Kedua mendalami tiga pendekatan utama dalam teologi Asia yang menjadi ciri khasnya:

Inkulturasi dipahami sebagai proses dialog timbal balik antara iman Kristen dan budaya lokal. Buku ini menelusuri bagaimana inkulturasi sudah dicoba sejak zaman Gereja awal dan berkembang lebih lanjut di Asia meskipun mengalami hambatan serius dari cara pandang hegemonik Gereja Eropa. Dicontohkan melalui pengalaman inkulturasi di India, Tiongkok, dan Vietnam, penulis menegaskan pentingnya menjadikan budaya lokal bukan sekadar wadah, tetapi juga sumber wahyu dan ekspresi iman.

Bab ini membahas dengan kritis makna dan dasar teologis dari dialog antaragama, serta menelusuri sejarah relasi Kekristenan dengan agama-agama besar Asia. Disoroti pula momen-momen penting dalam perkembangan sikap Gereja terhadap pluralisme agama, termasuk pergeseran besar setelah Konsili Vatikan II. Penulis mengajak pembaca untuk melihat dialog bukan sebagai strategi apologetik, tetapi sebagai wujud kerendahan hati, keterbukaan spiritual, dan upaya bersama mencari kebenaran ilahi yang lebih luas.

Dengan mengadaptasi semangat Teologi Pembebasan dari Amerika Latin, bab ini menyusun metodologi khas Asia berdasarkan pendekatan See–Judge–Act (Lihat–Refleksi–Aksi). Namun lebih dari itu, buku ini memuat narasi-narasi perjuangan dari komunitas-komunitas marginal seperti Dalit di India, rakyat Minjung di Korea Selatan, dan kelompok perjuangan di Filipina. Teologi pembebasan di Asia digambarkan bukan hanya sebagai wacana emansipatif, tetapi sebagai jalan spiritual yang menyatu dengan penderitaan dan harapan rakyat.

Bagian Ketiga buku ini menampilkan penerapan konkret dan perluasan horizon dari tiga pendekatan teologis sebelumnya.

Bab tujuh memfokuskan pada hermeneutika Asia yang mengkritik dominasi tafsir Barat dan mengembangkan pendekatan lintas teks. Penafsiran Alkitab dalam konteks Asia dilakukan dengan mempertimbangkan tradisi kitab suci lokal, bahasa simbolik, dan pengalaman historis masyarakat Asia. Pendekatan ini memperkaya dialog antara iman Kristen dan spiritualitas Timur yang mendalam.

Bab delapan membedah hubungan Kekristenan dengan tiga agama besar: Hindu, Konfusianisme, dan Islam. Buku ini menampilkan studi historis dan teologis yang jujur tentang dinamika hubungan ini—baik kerjasama maupun konflik—serta peluang masa kini untuk membangun relasi baru yang saling memperkaya dalam semangat damai dan dialogis.

Bab sembilan mengangkat Teologi Kaum Perempuan Asia, yang lahir dari pergumulan kaum perempuan di tengah dominasi patriarki agama dan budaya. Disoroti organisasi-organisasi dan tokoh perempuan yang memperjuangkan teologi pembebasan dengan cara mereka sendiri, seraya menafsir ulang citra-citra perempuan dalam Alkitab dan tradisi Gereja dari perspektif kontekstual Asia.

Bab terakhir mengkaji gerakan Pentakostalisme di Asia, sebagai fenomena kontemporer yang sedang berkembang pesat. Gerakan ini dinilai memiliki potensi untuk menjadi wajah baru Kekristenan Asia karena kekuatan spiritualitasnya yang bersifat pengalaman, dinamis, dan menyentuh lapisan akar rumput. Penulis menguraikan bagaimana Pentakostalisme berkembang di negara-negara seperti Tiongkok, India, Filipina, Indonesia, dan Korea Selatan, serta bagaimana gerakan ini memberikan ruang besar bagi keterlibatan awam dan kepemimpinan perempuan.

Secara keseluruhan, buku ini bukan hanya merupakan kajian akademis, tetapi juga ajakan untuk berteologi secara kontekstual, dialogis, dan membebaskan. Ia mengundang pembaca untuk menyelami Kekristenan Asia sebagai ekspresi iman yang berakar pada realitas rakyatnya, terbuka terhadap perbedaan, dan terarah pada keutuhan manusia serta dunia yang lebih adil dan bersaudara.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 230.5 EDM k C-1
1038161101
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 230.5 EDM k C-2
1038162102
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 230.5 EDM k C-3
1038163103
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 230.5 EDM k C-4
1038164104
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 230.5 EDM k
1038165105
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
230.5 EDM k
Penerbit
Ledalero, Maumere : Penerbit Ledalero., 2025
Deskripsi Fisik
xxii + 346 hlm.; 23 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-6724-48-4
Klasifikasi
230.5
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
Kekristenan dan Teologi Asia
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Edmund Kee-Fook Chia
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN VLOOSWIJK IFTK LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?