Text
Demokrasi dan Sentimentalitas: Dari "Bangsa Setan-setan", Radikalisme Agama, sampai Post-Sekularisme
Menunjukkan bagaimana rasionalitas berinteraksi dengan "sentimentalitas" dalam demokrasi. Menurut penulis, demokrasi seharusnya mengatasi sentimentalitas. Penulis mengingatkan ambivalensi peran agama dalam politik kontemporer. Pembahasan dimulai dengan bahasan-bahasan tentang bagaimana agama didekati secara prosedural di dalam penalaran publik masyarakat majemuk, kemudian tentang agama dan kekerasan, serta kemungkinan peran publik agama dalam demokrasi pluralistis.
Tidak tersedia versi lain