PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Monologion: Ketika Kata Bertingkah
Penanda Bagikan

Text

Monologion: Ketika Kata Bertingkah

SEBHO, Fredy - Nama Orang;

Monologion ini dibuka dengan sebuah proposisi tentang kata. Kata mendasari universum dan kepadanyalah segala sesuatu tergantung. Kata itu tampak mulai dari yang paling renik sampai yang paling rumit dan, seperti diamini penulis buku ini, hingga tak lagi bisa ditemukan oleh bahasa.

Jika memang demikian, bagaimanakah sesuatu yang tidak bisa ditemukan oleh bahasa terpahami, sementara bahasa dimafumi sebagai sarana pengantar manusia kepada pengertian, termasuk kepada pemahaman akan kata sebagai fundamen segala keberadaan? Dan apakah yang tidak bisa ditemukan oleh bahasa itu pada akhirnya, sekali lagi, ekuivalen dengan kata?

Pertanyaan eksistensial ini mewadahi permenungan setiap pencari kebenaran, termasuk mereka yang menggunakan tulisan sebagai instrumen. Melalui tulisan sesuatu yang disebut rahasia terungkap. Hal ini tentu bukan tujuan satu-satunya, sebab menurut Roland Barthes menulis itu tidak hanya menyingkapkan rahasia, tetapi pada akhirnya harus bersifat revolusioner, yakni menolak makna.[1] Namun, apa itu “menolak makna”? Barthes tentu tidak salah, walaupun juga tidak selamanya benar.

Penulis, seturut Barthes, belum berhasil jika sekadar puas dengan ramuan kata yang sedap bagi mata dan telinga. Pesannya ialah penolakan terhadap kedangkalan makna dan pesan di dalam teks. Hanya saja cukup banyak penulis yang gagal, sebab salah memilih cara menyampaikan pesan. Tidak sedikit penulis yang merasa puas dengan mendikte pembaca, dan berpikir bahwa sebuah tulisan telah cukup mengubah dunia.

Dalam rangka menyingkapkan rahasia dan melawan kedangkalan pesan, cukup banyak penulis menggunakan dialog sebagai metode. Namun, pada sebagian, rahasia justru terungkap melalui teknik monolog(ion). Di dalam teknik ini sindiran dipilih bukan karena dianggap etis, melainkan karena lebih baik daripada mendikte.

Di dalam buku ini monologion diberi arti “kembara tanpa batas ke dalam diri sendiri”. Namun, arti tersebut kehilangan daya magisnya jika tidak dikaitkan dengan kembara iman dan intelektual manusia yang paling primordial. Dalam rangka ini, kita mesti kembali pada era medieval, zaman di mana eksistensi Allah dicari melalui pergulatan intelektual, dan saat di mana siapa pun pasti terpaut dengan Anselmus dari Canterbury. Selain kita terpesona oleh pembuktian Anselmus akan keberadaan Allah yang didaulatnya melalui rasio murni dan silogisme, kita berjumpa dengan sumber dari mana terma “monologion” yang dipakai penulis buku ini berasal.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m C-1
1014201101
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014202102
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014203103
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014204104
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014205105
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014206106
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014207107
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 810 SEB m
1014208208
Tersedia
#
KAMPUS MAUMERE 810 SEB m
1019603109
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
810 SEB m
Penerbit
Maumere : Penerbit Ledalero., 2016
Deskripsi Fisik
xx + 172 hlm.; 21 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-1161-24-1
Klasifikasi
810
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Fredy Sebho
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?