PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Gereja dan Penegakan HAM
Penanda Bagikan

Text

Gereja dan Penegakan HAM

Ruddy Tindage - Nama Orang; Rainy MP Hutabarat - Nama Orang;

Buku berjudul “Gereja dan Penegakan HAM” yang diterbitkan oleh Kanisius yang bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Gereja-gereja Masehi Injili di Halmahera diterbitkan pada tahun 2008. Buku tersebut merupakan kumpulan dari artikel-artikel yang ditulis oleh beberapa pakar, praktisi, pejabat gerejawi, dan dosen. Artikel-artikel yang ditulis oleh para penulis tersebut bertujuan untuk membuka “kacamata” gereja-gereja dalam melihat Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjadi gereja yang lebih kontekstual di tengah masyarakat yang majemuk dan begitu memungkinkan terjadinya kekerasan dan pelanggaran HAM. Memang isu-isu mengenai HAM sudah begitu lama sekali ada, seiring dengan sejarah perkembangannya. Namun, belum banyak yang menyentuh unsur-unsur gereja dalam menyikapi isu-isu mengenai penegakan HAM. Padahal, menurut Artanto dalam bukunya “Menjadi Gereja Misioner” mengemukakan bahwa gereja juga memiliki peran sebagai pembebas. Seringkali yang muncul adalah sikap ketidakjelasan gereja terhadap gerakan-gerakan pembebasan. Gereja seringkali cenderung memandang gerakan-gerakan tersebut (pembebasan) berada di luar jalur misi gereja atau paling tidak hanya mendukung dalam secara moral saja.[1] Padahal gereja seharusnya bersedia terlibat dalam gerekan pembebasan tersebut. Bahkan Banawiratma juga berpendapat bahwa gereja yang menjadi gereja kalau gereja tersebut bersatu dengan kaum miskin dan tertindas, kaum marjinal, mereka yang menjadi korban Mamon, orang-orang yang menderita.[2] Hal ini menandakan bahwa gereja seharusnya memiliki solidaritas terhadap orang-orang yang tertindas, sama seperti yang dilakukan oleh Yesus.
Struktur buku “Gereja dan Penegakan HAM” dimulai dengan kata pengantar yang ditulis oleh J.B. Banawiratma yang memberikan sorotan pada isu-isu mengenai: 1) Perlunya prioritas dalam memperjuangkan HAM, 2) Jeritan para korban menggemakan panggilan Tuhan, 3) Cakrawala holistik memperkaya cakupan HAM, 4) Tiga poros kekuasaan yang selalu perlu diwaspadai: Komunitas pasar, dan Negara, 5) Perlunya Self-criticism Gereja.[3] Tulisan atau artikel pertama ditulis oleh Nico Gara yang berjudul “Peran dan tanggung jawab Hak Asasi Manusia dalam perspektif Alkitab”. Kedua ditulis oleh Olaf Schumann berjudul “Hak-hak Asasi Manusia dalam pandangan kekristenan”. Ketiga, ditulis oleh Emanuel Gerrit Singgih berjudul “Perdebatan tentang sumber Hak-hak Asasi Manusia: Sebuah pertimbangan kontekstual”. Keempat, oleh Victor Silaen berjudul “Peran gereja dalam mendukung upaya penghormatan HAM Indonesia”. Kelima, ditulis oleh Jan S. Aritonang yang berjudul “Peranan dan Sinergi Agama-agama dalam penegakan dan pemenuhan HAM”. Keenam, ditulis oleh Asmara Nababan yang berjudul “Hak Asasi Manusia dan Gereja”. Ketujuh, ditulis oleh Jeff Hammond yang berjudul “Gereja dan Hak Asasi Manusia di Indonesia”. Kedelapan, ditulis oleh Bernard Adeney-Risakotta dengan judul “Misi Gereja dan Kebebasan Agama”. Kesembilan, ditulis oleh George Junus Aditjondro dengan judul “Gereja, Korupsi, dan Sepinya Suara Menentang Pelanggaran HAM: An Unholy Trinity?”. Kesepuluh, ditulis oleh James Haire dengan judul “Injil, HAM dan Kebudayaan Halmahera”.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 261.7 GER g
1016783101
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
261.7 GER g
Penerbit
Yogyakarta : Kanisius., 2008
Deskripsi Fisik
251 hlm.; 21 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-21-1932-9
Klasifikasi
261.7
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
Gereja dan HAM
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Ruddy Tindage, Rainy MP Hutabara
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?