PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Darah Guru: Darah Muhammadiyah. Perjalanan Hidup Abdul Malik Fadjar
Penanda Bagikan

Text

Darah Guru: Darah Muhammadiyah. Perjalanan Hidup Abdul Malik Fadjar

HUDIJONO, Anwar - Nama Orang;

BUKU ini merupakan catatan sebagian perjalanan hidup Prof Abdul Malik Fadjar MSc, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, mantan Menteri Agama, dan sekaligus mantan Menteri Pendidikan Nasional. Seorang intelektual yang pemikirannya-betapapun kecil barangkali-ikut mewarnai sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Memberikan pengayaaan khazanah perkembangan masyarakat clan peradaban bangsa.
Jelaslah buku ini bukan sebuah biografi, apalagi sebuah otobiografi. Maka, hal yang mencolok dan tegas dalam buku ini adalah metode penulisan yang dilakukan dengan “berjarak”. Artinya, penulis menyampaikan fakta yang ada di lapangan dari pelbagai sumber kemudian dicek dan ricek. Tidak harus sesuai yang dikehendaki obyek penulisan.
Berbeda dengan biografi atau otobiografi yang ditulis “tanpa jarak”. Bahkan karena harus sesuai keinginan obyek penulis atau pesanan, lantas menjadi sangat subyektif, tidak perlu ada cek dan ricek. Sering timbul kesan, penulisan yang tidak berjarak demikian layaknya jeruk minum jeruk. Implikasinya, bobot obyektivitas dalam penulisan yang “ber jarak”, insya Allah, jauh lebih besar daripada yang “tidak berjarak”.
Ide penulisan bermula dari kesan yang mendalam penulis terhadap pemikiran-pemikiran Malik sejak tahun 1980-an. Malik yang saat itu masih menjadi dosen di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang sudah menelorkan pemikiran yang berani, orisinal, brilian, dan segar yang disampaikan dalam seminar, diskusi, pengajian, dan forum lain. Di kalangan komunitas intelek-tual, dia layaknya batu akik di antara gugusan batu kali.
Penulis mengikuti kiprah dia membangun Universitas Muhammadiyah Malang. Malik memang tidak pernah sekali-kali mengklaim bahwa UMM yang tumbuh dari sebuah universitas dhuafa, pinggiran yang dipelesetkan menjadi Universitas Morat Marit, Universitas Maju Mundur, Universitas Murah Meriah, kemudian Universitas Memang Maju-menjadi Universitas swasta terbesar di kawasan Indonesia Timur. Malik sadar hal itu bisa menyulut kesombongan. Namun, tidak bisa ditolak adanya penilaian masyarakat bahwa perkembangan UMM tak lepas dari kepemimpinan Malik. Tidak berlebihan kalau Malik dengan UMM menginstitusional layaknya emas dengan karatnya.
Sosok Malik sebagai seorang intelektual tidak pernah luntur kendati sudah menjadi elite pejabat birokrasi. Ibaratnya, kalau berlian terbenam di lumpur tetap berlian. Keterlibatan penuh dia dalam mengantar Reformasi, termasuk menjadikan rumah dinasnya di Jalan Indramayu Nomor 14 Menteng, Jakarta, menjadi “Markas Reformasi”. Hal itu merupakan refleksi dari sosok intelektual dia.
Corak intelektualitas Malik tidak berhenti bermain di atas langit, berwacana, melainkan bagaimana pemikiran itu dicoba dibumikan, diamalkan dalam kehidupan nyata. Maka, ketika menjadi pejabat birokrasi tidak membuat dirinya kaku, kehilangan pemikiran yang visioner. Ia menjadi “intelektual-birokrat” yang mencoba menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata, atau “ilmu yang amaliah” dan “amal yang ilmiah”. Lebih khusus lagi, sebagai intelektual muslim dia mencoba memadukan fakir dan dzikir dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Maka, Malik menjadi birokrat yang tidak kering. Tidak kehilangan pemikiran visionernya. ‘tidak kaku dan jumud bin godal gadul layaknya naik komedi putar. Tidak terkungkung dalam protokoler birokrasi yang sering kah memasung kreativitas. Maka, ketika menjadi Mendiknas pun banyak kiprah kreatif-transformatif yang dilakukan.
Semua itu mempertebal keyakinan penulis bahwa perjalanan hidup Malik memang pantas, dan perlu ditulis menjadi sebuah buku. Dengan harapan dapat menambah perbendaharaan sumber informasi, sumber inspirasi, dan kete ladanan bagi generasi penerus bangsa. Mempelajari tokoh pada dasarnya bukan dalam rangka mengagungkan semata, apalagi mengultuskan, melainkan untuk menjadikannya seba gai sumber ilmu pengetahuan, sumber nilai, sumber inspirasi, sumber keteladanan.
Yang menjadi daya tarik pula adalah kehidupan Malik yang “sufistik” walau dia tidak menyebut dirinya sufi. Dia zuhud, sangat sederhana. Mengamalkan pola kehidupan yang qanaah, meneruna apa adanya dengan ikhlas ketentuan dan kehendak Allah. la melakukan dzikir dengan intens walau tidak tampak duduk sidikara berjam-jam di atas sajadah. Dzikir dalam pandangan dia adalah selalu ingat pada Allah yang kemudian direfleksikan dalam sikap dan perilaku. Ada yang menyebut, Malik itu sosok “Sufi Muhammadiyah”.
Pada pertengahan tahun 2003, dimulailah penulisan buku ini. Bahan-bahan dikumpulkan, baik dari literatur maupun nara sumber, di samping wawancara dengan Malik. Sejumlah kawan ikut membantu mengumpulkan bahan. Masalahnya adalah keterbatasan waktu Malik. Sebagai Mendiknas kemu dian ditambah menjadi Menteri Ad Interim Koordinator Kesejahteraan Rakyat, benar-benar sangat sibuk. Apalagi ditambah situasi menjelang Pemilu Presiden 2004 di mana Malik sempat masuk bursa bakal calon Wakil Presiden mendampingi Megawati. Namun, akhirnya dengan telaten, sedikit demi sedikit wawancara dengan Malik berhasil dilakukan.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 923.7 HUD d
1018209101
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
923.7 HUD d
Penerbit
Jakarta : Penerbit Buku Kompas., 2006
Deskripsi Fisik
xiv + 318 hlm.; 21 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979-709-243-7
Klasifikasi
923.7
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Anwar Hudijono
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?