Text
Cakra Punarbhawa: Kumpulan Cerpen
Kadang hidup dipercaya tak pernah benar-benar berakhir dengan kematian. Ia berputar seperti roda dengan karmanya yang tak bisa ditolak oleh manusia. Kadang seorang manusia terlahir menjadi anak nelayan, menitis menjadi penjudi, lalu menjelma seorang gigolo. Kadang berayah seorang nelayan, kadang beribu seorang pelacur. Sebuah rantai yang tak putus. Suatu lingkaran yang digugat oleh penulis kumpulan cerpen.
Kau beri aku kembaran tanpa dagau kekal. Aku ulang-alik, berpindah dari satu ke lain tubuh. Seperti burung-burung yang diusir musim dingin. Pintu rahim siapa mesti kuketuk lagi, demi ruh yang tak henti mengembara. Aku letih menyusuri garis edarku sendiri. Aku bukan matahari, bukan bulan, bukan bumi. Aku noktah pada hamparan semestaMu. Bila aku mengakui adaMU, apa harus aku mempercayaiMu?
Bila Kau titiskan aku lagi, beri aku sebilah klewang berkilau dan kuda putih. Aku hanya sudi menjelma ketika usia bumu merapat tua. Itulah akhir titahMu, akhir kembaranku. itulah saat aku mengukur umurku sendiri, mengumpulkan remah-remah karma.
Tidak tersedia versi lain