PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Gereja dan Negara: Hubungan Gereja Katolik Indonesia Dengan Negara Pancasila
Penanda Bagikan

Text

Gereja dan Negara: Hubungan Gereja Katolik Indonesia Dengan Negara Pancasila

SUSILO, Y. Eko Budi - Nama Orang;

Buku ini sebenarnya disusun dari tugas akhir di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang. Beberapa teman menyarankan agar tugas akhir yang pernah saya tulis dibukukan, karena temanya menarik dan sangat relevan untuk pembelajaran awam dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Apalagi untuk situasi seperti sekarang ini bahwa pintu reformasi telah dibuka sehingga umat tidak hanya mengurung diri dalam dunianya sendiri, apalagi hanya berasyik masyuk dengan kelompoknya saja, tetapi berani terbuka terhadap dunia lain.
Negara Pancasila

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu bersumber dari martabat manusia sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk yang berketuhanan (makhluk religius). Pancasila membela dan memperjuangkan HAM dan melindungi manusia yang lemah. Martabat manusia tidak diukur dengan kekayaan, kemewahan, kuasa ataupun jabatan tertentu, tetapi karena setiap manusia itu adalah ciptaan Tuhan. Manusia miskin dan lemahpun mempunyai martabat yang sama dengan manusia lainnya karena memang sama-sama diciptakan oleh Tuhan.

Nilai-nilai tersebutlah yang diacu dalam mendirikan dan mengembangkan Negara Pancasila. Tujuan Negara Pancasila adalah kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh warga masyarakat Indonesia. Secara negatif Negara Pancasila dapat dirumuskan bukan sebagai negara agama yang mendasarkan pada salah satu wahyu agama tertentu yang ada di Indonesia, tetapi Negara Pancasila juga bukan negara sekuler yang mengacuhkan keberadaan agama.

Negara Pancasila adalah jalan ketiga dari kedua bentuk tersebut. Hal ini sangat tepat sebagai dasar di dalam hidup bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa mengingat keadaan masyarakat Indonesia yang plural. Gereja Katolik Indonesia memandang bahwa Pancasila mampu untuk menjadi basis dialog dari masyarakat Indonesia. Kesaktian Pancasila berkali-kali telah diuji dan selalu menunjukkan keampuhannya.
Gereja Katolik Indonesia

gereja-dan-negara-averroes-pressKeberadaan Gereja Katolik Indonesia berhadapan dengan otoritas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk melihat bagaimana hubungan antara Gereja Katolik Indonesia dengan Negara Pancasila tidak bisa terlepas dari Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Demikian juga terhadap UUD 1945 sebagai dasar konstitusionalnya. Keduanya merupakan kesatuan dasar untuk berpijak di dalam praktik hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dari seluruh masyarakat dan warga negara Indonesia. Gereja Katolik Indonesia yang hidup, dan berkembang di negara Indonesia dalam satu sisi juga merupakan bagian dari kehidupan negara Indonesia walaupun keduanya mempunyai acuan yang berbeda.

Pancasila dan seluruh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Gereja Katolik Indonesia pun bersikap positif terhadap Pancasila. Bahkan Gereja Katolik Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mendukung Pancasila. Dasar dukungan itu karena teologi Katolik yang sangat menghargai nilai-nilai kebudayaan setempat. Gereja Katolik dengan teologinya mengatakan bahwa rahmat Allah tidak merusak melainkan mengandaikan, meneguhkan dan menyempurnakan kebudayaan, yang dalam hal ini nilai-nilai Pancasila pun tumbuh dan berkembang dari kebudayan bangsa Indonesia sendiri sejak berabad-abad tahun yang lalu (bahkan sejak zaman Majapahit). Untuk itu dukungan Gereja Katolik Indonesia terhadap Pancasila bukan karena alasan taktis, tetapi karena nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu sendiri.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu bersumber dari martabat manusia sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk yang berketuhanan (makhluk religius). Pancasila membela hak asasi manusia, memperjuangkan hak asasi manusia dan melindungi manusia yang lemah. Martabat manusia tidak diukur dengan kekayaan, kemewahan, kuasa ataupun jabatan tertentu, tetapi karena setiap manusia itu adalah ciptaan Tuhan. Manusia miskin dan lemahpun mempunyai martabat yang sama dengan manusia yang lainnya karena memang sama-sama diciptakan oleh Tuhan. Nilai-nilai tersebutlah yang diacu dalam mendirikan dan mengembangkan Negara Pancasila.

Tujuan Negara Pancasila adalah kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh warga masyarakat Indonesia yang lantas membentuk Negara Pancasila. Secara negatif Negara Pancasila dapat dirumuskan bukan sebagai negara agama yang mendasarkan pada salah satu wahyu agama tertentu yang ada di Indonesia, tetapi Negara Pancasila juga bukan negara sekuler yang mengacuhkan keberadaan agama. Negara Pancasila adalah jalan ketiga dari kedua bentuk tersebut. Hal ini sangat tepat sebagai dasar di dalam hidup bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa mengingat keadaan masyarakat Indonesia yang pluralistis atau majemuk. Gereja Katolik Indonesia berpendapat bahwa Pancasila mampu untuk menjadi basis dialog dari masyarakat Indonesia. Kesaktian Pancasila berkali-kali telah diuji dan selalu menunjukkan keampuhannya.
Share artikel ini

WhatsAppFacebookTwitter

Teologi Ekonomi, Partisipasi Kaum Awam dalam Pembangunan
Teologi Ekonomi, Partisipasi Kaum Awam dalam Pembangunan

2 March 2015

In "Buku"
Remoralisasi Pancasila
Remoralisasi Pancasila

1 October 2010

In "Budaya"
Meneguhkan Iman di Bulan Suci: Teologi Pembebasan sebagai Wacana Alternatif
Meneguhkan Iman di Bulan Suci: Teologi Pembebasan sebagai Wacana Alternatif

8 July 2015

In "Opini"

Filed Under: Buku Tagged With: Averroes Press, Gereja dan Negara, Gereja Katolik Indonesia, Negara Pancasila, Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang
Dapatkan Update

Join yuk! AvePress.com adalah media online yang berisi koleksi tulisan menarik.
Masukkan Email Anda

Jangan lupa cek email Anda dan klik link konfirmasi yang kami kirimkan!
Reader Interactions
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Primary Sidebar
Search the site ...
Newsletter Press

Join yuk! AvePress.com adalah media online yang berisi koleksi tulisan menarik.
Masukkan Email Anda

Jangan lupa cek email Anda dan klik link konfirmasi yang kami kirimkan!
Terbaru

Menciptakan Kebenaran Lewat Kebohongan 23 April 2019
Kebudayaan Kontemporer dalam Kerangka Semiotika 12 April 2019
Menuju Lima Tahun Undang-Undang Desa 21 January 2019
Pengantar I, Cultural Studies 10 November 2018
Sepi yang Fana 8 November 2018
Ibu 22 October 2018


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 261.7 SUS g
1020726101
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 261.7 SUS g
1020727102
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 261.7 SUS g C-3
1033767203
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
261.7 SUS g
Penerbit
Malang : Averroes Press., 2002
Deskripsi Fisik
viii + 112 hlm.; 21 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979-97116-0-6
Klasifikasi
261.7
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Y. Eko Budi Susilo
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?