PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Bahasa Indonesia Identitas Kita
Penanda Bagikan

Text

Bahasa Indonesia Identitas Kita

ORONG, Yohanes - Nama Orang;

Sesuai judul, corak utama buku ini ialah pedoman bagi siapasaja yang ingin mahir berbahasa Indonesia dan menjadikannya identitas diri. Lahirnya judul, berikut artikel-artikel di dalam buku ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa sejak era Reformasi 1998, sebagaimana diulas Kompas, 29 Oktober 2016, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara makin terabaikan.
Selain karena penggunaan bahasa asing yang terus-menerus merebak ruang publik, perabaikannya bahasa Indonesia, terutama dalam lingkup akademik, disebabkan oleh (beberapa di antaranya) tidak perdulinya pengguna bahasa Indonesia terhadap tuntutan gramatikal agar bahasa digunakan secara baik dan benar, minimnya pengetahuan kompetensi dasar bahasa Indonesia dari penggunapenggunannya, dan hilangnya rasa bangga orang Indonesia terhadap bahasa Indonesia.
Di bawah judul “Menduakan Bahasa Sendiri”, Gufran A. Ibrahim (Kompas, 29 Oktober 2016) dengan amat bangga menyebut bahasa Indonesia sebagai “anugerah bahasa” luar biasa bagi bangsa. Menurut Gufran Ibrahim ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi bukan sekadar peristiwa linguistik, suatu peristiwa di mana sekelompok orang bersepakat menggunakan bahasa bersama. Para pemuda yang melantangkan sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 silam “menyiapkan titik berangkat yang memandu penghormatan atas kebhinekaan, dengan meletakkan “bahasa kami”, bahasa daerah, yang ratusan jumlahnya itu ke dalam kerangka “bahasa kita”, bahasa Indonesia, sebagai titik-jumpanya.” Pilihan ini, lanjut Gufran adalah ikhtiar profetik yang tidak saja mengkhidmati kitaran historis saat itu, tetapi juga terbukti di kemudian hari merupakan upaya perenial yang melampaui zamannya. Bukti nyata dari upaya profetik-profetik itu adalah, kini, Indonesia yang berjumpa, bercakap, memajukan diri, dan terus mengelola kebinekaan dengan menggunakan satu bahasa kita: bahasa Indonesia. Dalam rentang waktu yang tidak lagi terbilang muda, sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928 bahasa Indonesia telah mengalami pencanggihan gramatika yang luar biasa melalui kuasa semantic (semantic power) pemakainya.
Diakui Gufran “Ilmuwan dan kaum cendikia telah membikin bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmu melalui reka-cipta kosakata dan pencanggihan wacana ilmiah. Di tangan pakar dan cendikia, bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu. Teknokrat, negarawan, dan politisi telah membawa bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi dalam menumbuhkan demokrasi. Sastrawan telah dengan hebatnya mengkreasi, mengeksplorasi, menawarkan cara “pengucapan” baru yang tidak saja semakin memperkaya kosakata, tetapi juga tak hentinya menyodorkan keluhungan gaya dan laras estetiknya. Wartawan dengan gaya pewartaannya, tidak saja memberi kabar pada khalayak, tidak saja menggunakan kata dan kalimat, tetapi lebih dari itu telah menemukan kata-kata baru, menemukan laras baru dan semakin baru dalam kecanggihan pewartaannya. Wartawan telah menghidupkan kata-kata yang nyaris “mati” dalam lembaran kamus, mengeksplorasi kata-kata baru, bahkan membikin idioma-idioma baru yang sebelumnya tak terbayangkan dalam kesederhanaan bahasa Indonesia. Dengan amat sengaja sebagian artikel Gufran A. Ibrahim tersebut di atas dikutip utuh agar imbauannya untuk tidak menduakan bahasa
sendiri mendapatkan gambaran memadai dan pembaca berikhtiar untuk bangga menggunakan bahasa Indonesia. Secara khusus kaum akademisi dalam setiap lingkungan perguruan tinggi menjadi pihak paling pertama dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam rangka itu melampaui sekadar soal tatabahasa, bidang bahasa Indonesia bagi dosen dan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi, sebagaimana dikatakan Gorys Keraf (Keraf: 2004) lebih merupakan sebuah mata kuliah kemahiran berbahasa. Kemahiran berbahasa bagi dosen dan mahasiswa dapat dilihat sebagai “conditio sine qua non” (syarat mutlak) bagi upaya mempelajari ilmu pengetahuan.
Atas dasar itu, maka orientasi pelajaran bahasa Indonesia di dalam buku ini terarah pada pencapaian kompetensi-kompetensi dasar berikut. Pertama, pencapaian kemahiran berbahasa (Indonesia), baik lisan, maupun tulis. Konstruksi bahasa lisan sedikit banyak tentu berbeda dengan bahasa tulis. Orang tidak harus dituntut untuk berbicara secara teratur dan sistematis; sebagaimana biasanya terdapat dalam bahasa tulisan. Namun, kemahiran berbahasa secara
lisan sebenarnya setali tiga uang dengan hal yang mesti dimiliki oleh seseorang pada saat dia menulis. Kedua, jika kemahiran berbahasa telah tercapai, dosen dan mahasiswa pada akhirnya mesti mempelajari bahasa sebagai sebuah bidang kajian filsafat, yakni sebuah bidang yang secara umum dikenal sebagai ilmu kebahasaan atau Linguistik. Atas dasar itu, mata kuliah ini dapat merupakan sedikit pengenalan awal akan ilmu kebahasaan. Ketiga, ketika pertentangan antara mayoritas dan minoritas tidak bisa disembunyikan, bahasa Indonesia akan senantiasa menjadi identitas bersama yang keberadaannya melampaui kategori pemisah apa pun. Atas dasar itu, nilai persatuan, sebagaimana termaktup dalam judul buku ini, yaitu “Bahasa Indonesia Identitas Kita” hendaknya menjadi warna dasar perjalanan bangsa Indonesia.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 410 ORO b
1020972101
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 410 ORO b
1020973102
Tersedia
#
KAMPUS MAUMERE 410 ORO b
1021798103
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
410 ORO b
Penerbit
Maumere : Penerbit Ledalero., 2017
Deskripsi Fisik
x + 198 hlm.; 22,5 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-1161-34-0
Klasifikasi
410
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
Bahasa Indonesia
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Yohanes Orong
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?