PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Teologi Pluralis-multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan
Penanda Bagikan

Text

Teologi Pluralis-multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan

ALI, Muhamad - Nama Orang;

Di kalangan cendekian Muslim, semakin banyak upaya mendekatkan berbagai perbedaan dan mengutamakan persamaan, untuk menegaskan bahwa umat beragama memiliki kesamaan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan di mana mereka bisa membangun hubungan yang saling menghargai dan penuh kedamaian. Di antaranya adalah Abdulaziz Sachedina, professor berkebangsaan Mesir, dengan bukunya The Islamic Root for Democratic Pluralism (2001).

Upaya Sachedina itu sejalan dengan upaya banyak cendikiawan Muslim Indonesia dalam mencari akar-akar Islam atas pluralisme. Beberapa poin penting yang perlu kita gali dalam rangka memperkuat basis pluralisme adalah sebagai berikut

Pertama, umat manusia pada hakikatnya adalah sejajar Setiap insan memiliki kermatan sebagai manusia (human dignity) yang sama, tanpa membedakan agama, etnis, dan budaya. Human beings are members in a body whole related, from a single essence are they all created, kata Syaikh Sa’di (w.1292). manusia itu bersatu dalam satu Tuhan (unity of mankind under One God), terlepas adanya perbedaan ‘persepsi’ manusi terhadap-Nya. Setiap nabi yang diutus memiliki dimensi particular dan universal sekaligus. Dan, bagi Muslim pengikut Nabi Muhammad SAW, fungsi al-Qur’an adalah pembenar seluruh nabi, menjadi saksi bagi perbedaan-perbedaan itu.

Kedua, pluralisme agama terletak. Mengakui usaha pencarian kebenaran dalam berbagai tradisi, sambal menyerahkan keputusan final pada Tuhan semata. Sementara itu, dalam keterbatasannya, manusia harus selalu berbuat kebajikan (khair). Di dalam hal ini Islam juga mengajarkan moralitas bersama (common morality) yang melampaui tradisi-tradisi agama.

Ketiga, pluralisme agama adalah kebebasan beragama. Rujukan-rujan ‘kafir’ dalam al-Qur’an, yang umumnya digeneralisir oleh kaum ‘fundamentalis’ sebagai berarti semua non-Muslim sekarang, kebanyakannya ditujukan kepada pagan Arab dan permusuhan mereka terhadap misi Muhammad sebelum prestise Islam berkembang. Kecenderungan kekerasan dan perang yang diambil kaum fundamentalis jelas bertentangan dengan ajakan al-Qur’an untuk percaya pada Tuhan dan berbuat baik, melalui hikmah, mauizhah hasanah, dan dialog yang baik.

Paradigma Baru Misi Agama-agama
Globalisasi, migrasi, dan multikulturalisme makin menambah persoalan hidup bersama (vivbre ensemble) bagi masyarakat multibudaya dan agama seperti Indonesia. Di tambah lagi, kini perkembangan ideology, agama-agama dan bentuk spritualiatas baru muncul bak jamur di musim hujan di sinilah mengapa suatu paradigm baru misi agama-agama menjadi amat mendesak.

Pertama-tama, perlu ada perubahan paradigm (paradigm shift). Jika perubahan paradigm dalam teologi diarahkan untuk menunjukkan, penyelamatan juga dimiliki agama lain, maka perubahan paradigm yang sedang kita alami membawa kita melihat misi sebagai uopaya pencarian (searching) guna memahami penyelamatan sebagaimana diekspresikan dalam agama-agama lain.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 291 ALI t
1021332101
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
291 ALI t
Penerbit
Jakarta : Penerbit Buku Kompas., 2003
Deskripsi Fisik
xxvi + 298 hlm.; 21 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979-709-104-X
Klasifikasi
291
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
Pluralisme
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Muhamad Ali
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?