PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Mengadang Pusaran
Penanda Bagikan

Text

Mengadang Pusaran

GOUW, Lian - Nama Orang;

Mengadang Pusaran bercerita tentang tiga perempuan peranakan Tionghoa yang mewakili tiga keturunan dalam sebuah keluarga.



Pertama, Nanna, sosok ibu yang teguh memegang kebiasaan adat Tionghoa. Dia terombang-ambing dalam budaya Belanda yang diantarkan mendiang suaminya ketika menjadi pahlawan penggerebekan sarang candu besar di awal tahun 1900-an. Wali Kota Bandung menghadiahi lelaki itu kemahsyuran bagi seluruh keluarganya sehingga mendapat pendidikan Belanda, tempat tinggal, dan kedudukan layak di pemerintahan untuk anak-anak lelakinya.



Kedua, Carolien Ong atau Ong Kway Lien, anak bungsu Nanna. Dia meresapi budaya Belanda dan meninggalkan kebiasaan adat Tionghoa sepenuhnya.



Ketiga, Jenny atau Lee Siu Yin, putri tunggal Carolien yang tumbuh dalam masa peralihan zaman penjajahan dan pasca kemerdekaan Indonesia.



Latar tempat dari novel Mengadang Pusaran adalah di Kota Bandung sehingga tak sulit bagi saya untuk membayangkan peta setempat. Sedang latar waktu yang diambil antara 1932 hingga 1956. Paling akrab bagi saya adalah Christelijk Lyceum, tempat Jenny bersekolah. Sekolah itu berganti nama sebagai SMAK (Sekolah Menengah Atas Kristen) Dago. Dulu saya bersekolah di SMA 1 Bandung yang bersebelahan dengan sekolah tersebut. Pada hari-hari tertentu, saya berolahraga di lapangan sekolah itu. Sebetulnya hubungan sekolah saya dan SMAK Dago secara turun-temurun tidak baik. Seringkali kedua sekolah bertarung tanpa tahu latar belakang sejarahnya.



Kisah bergulir dari keputusan Carolien untuk menikah dengan Po Han, lelaki yang bekerja sebagai penjual mesin ketik dan juru potret lepas. Keputusan tersebut ditentang oleh keluarganya. Namun Po Han berhasil meyakinkan Carolien bahwa mereka akan hidup bahagia. Di usia tiga puluh satu tahun yang menurut hukum Belanda, seorang perempuan dapat menikah tanpa persetujuan orang tuanya, pasangan tersebut pun mengikat janji.



Setelah menikah, Carolien pindah ke rumah Po Han. Ada satu tokoh perempuan lagi yang patut dicermati yaitu Ocho, nenek Po Han. Tabiatnya yang tegas, licik, perasaan memiliki berlebihan pada cucunya, serta berpikiran kolot merupa badai tak berkesudahan bagi pernikahan pasangan tersebut.



Hingga akhirnya Po Han memilih menitipkan Ocho ke sebuah penginapan untuk melindungi Carolien dan Jenny. Namun ada kuasa politik yang disebut-sebut sebagai Zaman Meleset yang mengadang. Zaman tak menentu baik secara politik maupun keuangan. Po Han diberhentikan sebagai penjual mesin ketik dan menekuni pekerjaan juru potret. Selama empat tahun kehidupan keluarga ini di titik kemiskinan membuat Carolien jengah dan menceraikan Po Han.



Carolien kembali ke rumah Nanna dan bekerja. Po Han mendapatkan kesempatan magang di Belanda. Dan Jenny besar dalam asuhan Nanna, bibinya, dan sepupu-sepupunya. Jenny tumbuh menjadi gadis yang tajam dan pemberani.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 813.3 GOU m C-1
1025003101
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 813.3 GOU m C-2
1025004102
Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada 2025-10-16)
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 813.3 GOU m C-3
1025005103
Tersedia
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 813.3 GOU m C-4
1025006104
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
813.3 GOU m
Penerbit
Yogyakarta : Kanisius., 2020
Deskripsi Fisik
440 hlm.; 21 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-21-6697-2
Klasifikasi
813.3
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ke-1
Subjek
Novel
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Lian Gouw
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?