Text
Pertilisasi In Vitro Ditinjau Dari Perspektif Moral Perkawinan Katolik
Setiap manusia memiliki nilai dan martabat sebagai pribadi. Keluhuran martabat manusia merupakan keadaan terberi. Panggilan untuk menjaga keluhuran martabat manusia menjadi panggilan profetis dari semua insan. Manusia ada untuk dirinya sendiri dan ada untuk yang lain. Keberadaan manusia di dunia tidak terpisah dari entitas kosmos secara keseluruhan. Ada hubungan timbal balik yang saling melengkapi dan melayani. Atas dasar itulah manusia memiliki tanggung jawab untuk melestarikan apa yang telah diberikan oleh Allah. Manusia dipanggil untuk hidup bersatu dalam cinta dan kemesraan. Perstuan cinta secara spesifik termaktub dalam hidup perkawinan. Gereja melihat hakikat perkawinan begitu luhur dan suci. Tujuan perkawinan tidak hanya kebahagiaan tetapi juga melingkupi prokreasi sebagai bentuk tanggung jawab manusia dalam melestarikan apa yang telah dipercayakan kepadanya.
Tidak tersedia versi lain