Text
Kritik Feminisme Terhadap Kawin Paksa Dalam Cerpen Dongeng Sebelum Bercinta Karya Eka Kurniawan
Dewasa ini, kawin paksa masih menjadi masalah serius yang sering ditemukan dalam budaya patriarki. Kawin Paksa merupakan salah satu bentuk tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dan anak. Perempuan selalu menjadi objek yang dipaksa untuk mengikuti segala keinginan laki-laki. Kawin paksa juga menjadi isu sosial yang selalu menggema dalam budaya patriarki, di mana anak dinikahkan secara paksa dengan pasangan yang belum mereka kenal dengan baik. Selain itu, ada juga beberapa budaya tertentu yang melegalkan perkawinan satu garis keturunan secara paksa, misalnya, perkawinan dengan sepupu (anak om). Eka Kurniawan dalam cerpen Dongeng Sebelum Bercinta memberikan satu gambaran tentang realitas kawin paksa dalam budaya patriarki. Alamanda sebagai tokoh sentral dalam cerpen ini mengalami tekanan dilematis rasa yang luar biasa. Ia dijodohkan dengan sepupunya. Alamanda menolak perkawinan itu dengan alasan bahwa ia tidak mencintainya. Baginya, kawin paksa yang dicanangkan oleh sang ayah merupakan perebutan atas hak asasinya. Oleh karena itu, dia melakukan pemberontakan sebagai ungkapan penolakannya terhadap kawin paksa. Pemberontakan tokoh utama dalam cerpen ini merupakan salah satu bentuk kritikan Eka Kurniawan terhadap parktik diskriminasi terhadap perempuan dalam budaya patriarki.
Tidak tersedia versi lain