PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title
Penanda Bagikan

Text

Dimensi Ekokritik Dalam Novel Burung Kayu Karya Niduparas Erlang

COLLYN, Giovanni Ximenes - Nama Orang;

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan ekokritik sastra, (2) mendeskripsikan novel Burung Kayu dan biografi Niduparas Erlang, dan (3) mendeskripsikan dimensi ekokritik sastra dalam novel Burung Kayu. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah dimensi ekokritik sastra dalam novel Burung Kayu karya Niduparas Erlang. Pendekatan penelitian objek ini adalah pendekatan wacana. Pendekatan wacana dalam ekokritik sastra menekankan penelitian kepustakaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa sumber yang membahas ekokritik sastra berupa buku, jurnal, dan dalam internet. Sumber-sumber ini membantu penulis untuk membahas ekokritik sastra dalam novel Burung Kayu. Teknik analisis isi digunakan untuk menemukan dimensi ekokritik sastra dalam novel Burung Kayu. Ada tiga langkah dalam menganalisis isi, yaitu (1) membaca novel Burung Kayu secara berulang-ulang, (2) meramu data dan mendalami teori yang berkaitan dengan tema penelitian, dan (3) mempelajari dan menganalisis data-data itu. Data-data itu berupa kata, frasa, atau kalimat dalam novel Burung Kayu. Berdasarkan analisis penulis ditemukan bahwa novel Burung Kayu memuat dimensi ekokritik sastra. Dimensi ekokritik sastra ditandai oleh dua ideologi, yaitu antroposentrisme dan ekosentrisme. Di dalam novel Burung Kayu, antroposentrisme tampak dalam usaha pemerintah Indonesia memodernkan masyarakat suku Mentawai. Pemerintah memaksa pindah masyarakat suku dari kediaman mereka di hutan-hutan ke tempat buatan pemerintah sendiri. Hutan merupakan tempat kelompok masyarakat ini menggantungkan hidup jasmani dan praktik-praktik kebudayaan. Namun, ada niat lain di balik penyingkiran masyarakat suku itu. Pemerintah menyerahkan konsesi hutan itu kepada perusahaan-perusahaan kayu. Korporasi-korporasi ini justru mengelola hutan secara tidak bertanggung jawab. Hutan digundulkan. Ini berakibat pada rusaknya ekosistem hutan dan terkoyaknya masyarakat suku Mentawai dari kebudayaan mereka. Di samping antroposentrisme ada ekosentrisme. Di dalam novel Burung Kayu, ekosentrisme tampak dalam diksi-diksi hijau yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan masyarakat suku Mentawai sebelum kebudayaan modern mengintervensi kehidupan mereka. Ekosentrisme dipromosikan ekokritik sastra untuk melawan antroposentrisme. Novel Burung Kayu menunjukkan keberpihakannya kepada lingkungan. Masyarakat suku Mentawai bersedia hidup secara modern, tetapi penggundulan hutan tidak dapat diterima. Sastra sebagai sebuah ilmu turut berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah lingkungan. Ekokritik sastra menyediakan ruang bagi manusia untuk merefleksikan masalah-masalah lingkungan. Orientasi ekokritik sastra adalah mengubah cara manusia memikirkan dan memandang lingkungan, dari yang antroposentrik kepada yang ekosentrik.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 SKRIPSI 4137
3030787201
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
SKRIPSI 4137
Penerbit
Ledalero-Maumere : ., 2022
Deskripsi Fisik
xi + 87 hlm.; 21 cm x 30 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
4137
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Sastra
Ekokritik Sastra
Novel Burung Kayu
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Giovanni Ximenes Collyn
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?