PERPUSTAKAAN VLOOSWIJK IFTK LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title
Penanda Bagikan

Text

Fenomena Perdagangan Manusia di Nusa Tenggara Timur dalam Perspektif Teori Hannah Arendt tentang Banalitas Kejahatan dan Pentingnya Berpikir Kritis

MERE, Emanuel Tredoanus - Nama Orang;

perdagangan manusia dikategorikan sebagai kejahatan melawan kemanusiaan. Dasarnya ialah memperdagangkan manusia merupakan suatu pelanggaran terhadap hak asasi manusia, karena sesama manusia tidak lagi dipandang sebagai subjek (manusia), tetapi sebagai objek komoditas atau objek eksploitasi dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi ataupun kelompok. Di samping itu, maraknya masalah perdagangan manusia di NTT dewasa ini, merupakan dampak yang diterima dari cara pandang yang menjadikan manusia sebagai komoditi bisnis yang menguntungkan melalui sistem kerja yang terorganisir secara baik. Bahaya terjauh dari fenomena perdagangan manusia dewasa ini adalah kita menyaksikan sebuah masyarakat yang tidak kritis atau tidak mampu berpikir mandiri di hadapan sistem yang mereka ciptakan sendiri. Kedua, konsep Hannah Arendt tentang banalitas kejahatan yang terjadi karena orang tidak memiliki kemampuan berpikir ketika berhadapan dengan kejahatan. Ketika kejahatan dianggap sebagai sesuatu yang banal, maka individu merasa tindakannya tersebut sebagai hal yang biasa atau lazim dan tidak terarah kepada kejahatan, sekalipun tindakan itu sesungguhnya terarah kepada kejahatan. Inilah yang disebut banalitas kejahatan. Tindakan kejahatan menjadi banal hanya bisa dipahami dalam kondisi dunia yang tidak manusiawi, yang disebut oleh Arendt sebagai kondisi worldlessness, sebuah kondisi di mana orang dijadikan massa mengambang yang rentan untuk melakukan kejahatan yang banal ataupun menjadi korban atau sasaran kejahatan. Refleksi Arendt tentang banalitas kejahatan di atas menjadi kacamata berpikir bagi penulis dalam menganalisis fenomena perdagangan manusia di NTT. Ketiga, hemat penulis, kejahatan dalam bentuk perdagangan manusia di NTT juga dapat dikategorikan sebagai banalitas kejahatan. Fakta yang terjadi adalah banyak pihak kehilangan daya dan kemampuan untuk berpikir jernih yang datang dari sistem yang diciptakan pemerintah, sistem budaya yang masih dipertahankan dalam ruang lingkup masyarakat NTT sendiri, serta kondisi-kondisi lain seperti kemiskinan dan pengangguran yang turut mendukung maraknya masalah perdagangan manusia di NTT. Letak banalitas kejahatan dalam perdagangan manusia ialah ketika sesama manusia dieksploitasi secara ekonomis dan dimarginalkan secara sosial. Atau, manusia yang adalah mahkota ciptaan, makhluk yang berakal budi, berharkat, dan bermartabat serentak dibaptis menjadi barang dagangan oleh manusia lain atau aktor perdagangan global tanpa adanya rasa bersalah. Maka, untuk mengatasi banalitas kejahatan dalam bentuk perdagangan manusia di NTT, penulis mengusung kemampuan berpikir atau dialog batin sebagai solusi dalam mengatasi banalitas kejahatan perdagangan manusia. Kemampuan berpikir yang dimaksudkan ialah berpikir kritis, reflektif, dan representatif. Berpikir kritis berarti mengambil jarak dengan peristiwa yang dialami dan kemudian membuat penilaian secara tepat untuk menguji berbagai pandangan yang keliru dan tidak masuk akal. Berpikir reflektif berarti kembali ke dalam diri atau berdialog dengan diri sendiri dan kemudian berani mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan hati nurani. Sedangkan berpikir representatif berarti bisa membayangkan dan mengantisipasi akibat-akibat negatif dari sebuah tindakan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain terutama para korban.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 SKRIPSI 4149
3030819201
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
SKRIPSI 4149
Penerbit
Ledalero-Maumere : ., 2022
Deskripsi Fisik
xv + 103 hlm.; 18,5 cm x 29 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
4149
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Berpikir Kritis
Perdagangan Manusia
Perspektif Teori Hannah Arendt
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Emanuel Tredoanus Mere
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN VLOOSWIJK IFTK LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?