PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title
Penanda Bagikan

Text

Hubungan Makna Loka Tiwu Meze Woe Langa Ebu Wuda, Mangulewa dengan Altar dalam Gereja Katolik dan Relevansinya bagi Karya Pastoral Gereja

ROJA, Emanuel - Nama Orang;

Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan makna Loka Tiwu Meze dalam budaya Woe Langa Ebu Wuda dan altar dalam Gereja Katolik. Kedua, mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi atau implikasi studi hubungan makna tersebut bagi pelaksanaan karya pastoral Gereja. Jenis riset ini adalah penelitian lapangan, wawancara, dan studi kepustakaan. Objek yang diteliti adalah hubungan makna Loka Tiwu Meze dalam Woe Langa Ebu Wuda dengan altar dalam Gereja Katolik serta relevansinya bagi karya pastoral. Wujud data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara, pengamatan dan pengalaman langsung di Loka Tiwu Meze dan sumber-sumber buku yang terkait dengan tema. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan kunci dan mengacu pada sumber pustaka utama. Sumber data sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian atas studi-studi dan penelitian terdahulu, yang berkaitan dengan Loka Tiwu Meze, altar dalam Gereja Katolik, serta Gereja dan sakramen yang berkaitan erat dengan eksistensi altar. Selain itu, informasi tambahan juga merujuk pada sumber-sumber dari internet terkait topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara langsung dengan narasumber, baik sumber kunci maupun sekunder, observasi partisipatoris, dan metode kepustakaan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik analisis data adalah pertama, membaca dan menggali informasi terkait kebudayaan masyarakat Ngada pada umumnya dan Woe Langa Ebu Wuda khususnya, terutama yang berkaitan dengan Loka Tiwu Meze. Kedua, mengumpulkan data lapangan dari objek penelitian melalui wawancara dan observasi partisipatoris. Ketiga, menemukan dan merumuskan makna Loka Tiwu Meze. Keempat, mengumpulkan dan membaca literatur-literatur terkait altar, Gereja, dan sakramen. Kelima, menemukan dan merumuskan makna altar dalam Gereja Katolik. Keenam, menganalisis hubungan makna Loka Tiwu Meze dalam Woe Langa Ebu Wuda dengan altar dalam Gereja Katolik. Ketujuh, merumuskan relevensi studi tentang hubungan makna tersebut bagi karya pastoral Gereja. Dengan analisis model mengalir, teknik ini dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulannya adalah, pertama, Loka Tiwu Meze memiliki beberapa makna 1) sebagai simbol kehadiran leluhur dan Wujud Tertinggi, 2) sebagai identitas dan pusat kehidupan Woe Langa Ebu Wuda, 3) sebagai simbol yang menyatakan kedekatan relasi antara manusia dengan Wujud Tertinggi atau Allah, 4) sebagai sumber kekayaan rohani bagi Woe Langa Ebu Wuda, 5) sebagai simbol persatuan dan kesatuan manusia dengan sesama, alam, leluhur, dan Wujud Tertinggi. Kedua, altar dalam Gereja Katolik memiliki beberapa makna 1) merupakan simbol kehadiran Allah dalam Yesus Kristus, 2) sebagai kenangan kurban tubuh dan darah Yesus Kristus, 3) sebagai identitas dari Ekaristi, 4) sebagai simbol kedekatan relasi antara manusia dengan Allah, 5) sebagai simbol persatuan dan kesatuan. Ketiga, kajian mengenai makna masing-masing Loka Tiwu Meze dan altar menerangkan dan menjelaskan beberapa hubungan makna, yakni 1) sebagai simbol kehadiran Wujud Tertinggi atau Allah, 2) sebagai simbol kedekatan relasi antara manusia dengan Wujud Tertinggi atau Allah, 3) sebagai tempat menimba kekuatan dan kekayaan rohani, 4) sebagai simbol persatuan dan kesatuan. Berdasarkan kajian mengenai hubungan makna tersebut ditemukan pula 1) hubungan antara doa di Loka Tiwu Meze dan di altar, yakni merupakan ungkapan pujian, syukur, terima kasih, dan permohonan kepada Allah, Pencipta dan Penjamin kehidupan manusia, 2) leluhur dalam Woe Langa Ebu Wuda dan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya merupakan mediator yang menghubungkan manusia dengan Allah, meskipun tidak pada tataran yang sepadan sebagai mediator, 3) soma dan imam merupakan pemimpin ritus atau upacara, baik di Loka Tiwu Meze maupun di altar. Keempat, pembahasan mengenai hubungan makna ini memberikan kemungkinan dilaksanakannya inkulturasi dalam karya pastoral Gereja dalam 1) merancang bangunan fisik altar menyerupai bentuk Loka Tiwu Meze, 2) mengintegrasikan unsur-unsur kristiani berupa aspek liturgis ke dalam rangkaian ritus atau upacara adat di Loka Tiwu Meze, 3) mengadakan katekese untuk mendorong masyarakat dan umat beriman untuk menemukan inspirasi dan peneguhan pada Sabda Allah, seperti dalam Kitab Suci dan juga nilai-nilai luhur yang mereka hidupi, khususnya dalam kebudayaan mereka sendiri.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 TESIS 0481
4030854201
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TESIS 0481
Penerbit
Ledalero-Maumere : ., 2022
Deskripsi Fisik
xii + 142 hlm.; ilus.; 18,5 cm x 29 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
0481
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Gereja
Pastoral Gereja
Makna Loka Tiwu Meze
Altar
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Emanuel Roja
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?