PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO

NPP: 5307042F0000001 | Diligite Lumen Sapientiae

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Visitor
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
No image available for this title
Penanda Bagikan

Text

Makna Religius Ritus Kematian Masyarakat Wolomotong Di Sikka-Flores Dan Relasinya Dengan Ajaran Katolik Tentang Kematian Dan Hidup Sesudah Kematian

MARING, Adeodatus - Nama Orang;

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengenal orang Wolomotong, (2) mengenal bentuk dan pelaksanaan ritus sekitar kematian orang Wolomotong, (3) memahami arti dan makna di balik ritus-ritus kematian yang dihayati oleh orang Wolomotong dan (4) mengenal ajaran Gereja Katolik mengenai kematian dan hidup sesudah kematian. (5) menemukan relasi antara makna ritus kematian orang Wolomotong dengan ajaran Gereja Katolik mengenai kematian dan hidup sesudah kematian. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan penelitian lapangan. Objek yang diteliti adalah orang Wolomotong dan makna adat kematian dan ajaran Gereja tentang kematian dan hidup di balik kematian. Wujud data dalam penelitian ini berupa jenis dan bentuk ritus, tahapan dan pola unsur simbol dan pegungkapan makna di balik ritus kematian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dalam tradisi adat kematian orang Wolomotong terdapat makna-makna yang lahir dari nilai-nilai religius dalam setiap proses dan tahapan praktik, unsur-unsur dan simbol yakni: Pertama, sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang sudah meninggal. Kedua, pengakuan akan hidup baru setelah kematian. Ketiga, terjalinnya relasi antara orang yang sudah meninggal dan orang yang masih hidup. Keempat, terikatnya relasi yang kuat dan harmonis antarsesama yang masih hidup. Kelima, orang mati menjadi pendoa bagi perjuangan orang yang masih berziarah di dunia. Keenam, mengarahkan manusia pada hal-hal yang sakral, kudus, dan Ilahi. Ketujuh, mempertegas hubungan darah dalam silsilah keluarga. Kedelapan, ritus adat kematian sebagai jaminan keselamatan. Kesembilan, menghantar arwah orang yang meninggal menuju tempat baru setelah kematian. Ajaran Gereja tentang kematian dan hidup di balik kematian terdapat bebera hal anatara lain; Kematian merupakan realitas dan proses alamiah, Kematian sebagai putusnya hubungan atau relasi dengan Allah akibat dosa, kematian merupakan upah dosa. Di sisi lain Ajaran Gereja Katolik juga meyakini hidup bukan dilenyapkan melainkan diubah. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus menyelamatkan semua orang. Hal ini bersumber pada cinta Allah dan memberikan harapan akan kebangkitan sebagai manusia seutuhnya yakni jiwa-badan. Dari kedua pandangan di atas terdapat relasi antara makna ritus kematian yang dipraktikan oleh orang Wolomotong dan ajaran Gereja tentang kematian dan hidup di balik kematian. Pertama, menerima kematian sebagai kehendak dari Wujud Tertinggi. Kedua, kematian sebagai sebuah peralihan menuju situasi baru. Ketiga, terdapat relasi antara orang mati dan orang yang masih berziarah di dunia. Keempat, saling mendoakan antara orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal. Kelima, sebagai jaminan keselamatan dan keenam, mengarahkan manusia pada hal-hal yang sakral dan berkanjang pada Allah. Selain itu, terdapat dua (2) aspek yang berbeda dalam makna ritus kematian dan ajaran Gereja tentang kematian dan hidup sesudah kematian yakni, tempat bagi orang yang meninggal dan bentuk kehidupan setelah kematian.


Ketersediaan
#
PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 TESIS 0500
4030869201
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TESIS 0500
Penerbit
Ledalero-Maumere : ., 2022
Deskripsi Fisik
xvii + 125 hlm.; ilus.; 18,5 cm x 29 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
0500
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Kematian
Ritus Kematian
Masyarakat Wolomotong
Hidup Sesudah Kematian
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Adeodatus Maring
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
  • Login Pustakawan
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
Visitor Perpustakaan IFTK Ledalero Flag Counter

Tentang Kami

Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang bertugas untuk menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan perkuliahan di IFTK Ledalero.Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah, sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community & TIM IT IFTK LEDALERO

Ditenagai oleh SLiMS & Criswanto Tapo
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?