Dalam buku ini, dapat ditemukan dunia puisi, melalui pembentukan bahasa dari peristiwa-peristiwa yang hadir pada wilayah pikiran, perasaan dan pengalaman penyair. Yang paling menarik, pada puisi-puisi bernapaskan religius.
Kumpulan puisi ketiga Sipri Senda ini diberi judul Buah Terlarang. Diambil dari puisi dengan judul yang sama dan ditempatkan sebagai puisi pertama dalam kumpulan ini. Puisi ini melukiskan peristiwa Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena bujukan Iblis. Sebuah kisah tua yang tetap aktual. Kisah tentang manusia yang selalu digoda untuk terjerumus dalam dosa. Puisi ini mengangkat keadaan eksistensia…
Lho Kang Karto, kok cuma ngelamun di kebun. Sudah pernah main golf belum? Kalau belum ya tunggu sampai dapat dawuh, siapa tahu sekali sampean ayunkan stik sampean langsung deh dapet hole in one. Ini perkara pembangunan lapangan golf di awal PJPT kedua di Indonesia. Den Mas Menteri Jeroan ngendika, golf dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sedang Menteri Kanuragan bilang, golf pertanda ma…
Kasut Lusuh, frasa yang mengantar pembaca pada permenungan tentang riwayat di balik kasut. Kasut lusuh hanya bisa kita pandangi sesudah sebuah jedah pada perjalanan. Jedah ini memungkinkan kita untuk memandanginya secara utuh dengan hati terbuka: ada bagian yang mungkin sudah sobek, ada sisi yang sudah menyatu dengan debu, ada kerikil yang bisa saja masih menempel pada cela-cela sepatu. Kasut L…
“Seperti kebahagiaan yang bisa datang ketika tidak diharapkan, demikianlah puisi bertebaran di mana-mana bagi mata hati yang memang terbuka untuk menangkapnya: seperti buku puisi ini telah membuktikannya kepada saya, ketika kloset – seperti sering kita lupakan, meski selalu mengalaminya –dijelmakannya sebagai ruang kehidupan budaya.” (Seno Gumira Ajidarma, dalam Kata Pengantar)