“Selama kita masih terikat pada waktu, kita tahu bahwa segala sesuatu mempunyai awal dan akhir.” 30 kumpulan renungan yang ada di dalam buku ini membantu pembaca untuk mengenal diri dan sesama secara mendalam. Muara akhir dari pengenalan ini adalah komitmen untuk menata hidup secara teratur untuk tiap tingkatan hidup yang dijalani.
Alkitab berisi banyak ungkapan yang kedengarannya asing di telinga kita. Akibatnya, banyak warga jemaat yang menjadi tidak tertarik membaca Alkitab oleh karena kesulitan dalam memahami ungkapan-ungkapan tersebut. Buku ini mencoba menerangkan ungkapan-ungkapan yang terdapat di dalam Alkitab yang sukar untuk dimengerti. Melalui buku ini, diharapkan kita sebagai warga jemaat akan terbantu untuk m…
Mengapa “membongkar derita”? Bukankah penderitaan atau derita mesti disembuhkan? Membongkar bukanlah kegiatan yang biasa dan yang diharapkan apabila kita berhadapan dengan penderitaan. Berhadapan dengan penderitaan kita mempunyai keharusan untuk bertindak demi penyembuhan. Kalau demikian mengapa membongkar Derita? Buku ini mengajak kita untuk membongkar. Yang perlu dibongkar adalah konsep-…
Buku ini berani berbicara tentang spiritualitas HAM, satu landasan kerohanian yang memberikan bobot tersendiri bagi aksi. Spiritualitas ini terbentuk di dalam dan mesti terwujud di tengah keluarga, sekolah, tempat kerja dan organisasi para pejuang HAM itu sendiri. Tanpa spiritualitas ini seorang pejuang HAM akan mudah terjebak menjadi pelanggar HAM di tempatnya sendiri.
Gelombang revolusi demokrasi akhir 1980an dan perubahan politik yang terus berlangsung hingga akhir 1990an di pelbagai kawasan, termasuk di Indonesia pada 1998, sering disebut secara optimistis sebagai “zaman hak”. Diyakini bahwa kinilah zaman ketika hak asasi manusia menjadi satu-satunya ide moral yang telah mendapat penerimaan secara universal. Namun, optimisme tersebut rupanya tak…
Salah satu tolok ukur ada tidaknya demokrasi adalah: apakah terjamin hak-hak asasi setiap manusia, setiap warga negara? Banyak orang mengira isu HAM adalah rekayasa negara-negara kuat, dan itu diartikan sebagai tekanan politik-sosial-ekonomi berskala global terhadap negara-negara berkembang, setelah era perang dingin Amerika Serikat-Uni Soviet berakhir.