Kasut Lusuh, frasa yang mengantar pembaca pada permenungan tentang riwayat di balik kasut. Kasut lusuh hanya bisa kita pandangi sesudah sebuah jedah pada perjalanan. Jedah ini memungkinkan kita untuk memandanginya secara utuh dengan hati terbuka: ada bagian yang mungkin sudah sobek, ada sisi yang sudah menyatu dengan debu, ada kerikil yang bisa saja masih menempel pada cela-cela sepatu. Kasut L…
Buku ini semula merupakan naskah hasil penataran sastra tahun 1978. Naskah ini diterbitkan dengan dana Proyek Pengembangan Bahasa dan sastra Indonesia. Dalam rangka penyediaan sarana kerja dan buku acuan bagi mahasiswa, dosen, guru, tenaga peneliti, dan masyarakat umum, naskah-naskah hasil proyek Pengembangan bahasa dan sastra ini diterbitkan.
“Seperti kebahagiaan yang bisa datang ketika tidak diharapkan, demikianlah puisi bertebaran di mana-mana bagi mata hati yang memang terbuka untuk menangkapnya: seperti buku puisi ini telah membuktikannya kepada saya, ketika kloset – seperti sering kita lupakan, meski selalu mengalaminya –dijelmakannya sebagai ruang kehidupan budaya.” (Seno Gumira Ajidarma, dalam Kata Pengantar)
Skripsi ini memiliki tujuan utama dan tujuan umum. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh gelar Sarjana Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sedangkan tujuan umumnya adalah untuk (1) menganalisis struktur fisik dan struktur batin yang terdapat dalam puisi Yang Fana adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono, (2) memperkenalkan latar belakang kehidupan Sapardi Djoko Damono, dan …
Penulis memilih puisi Aku dan Doa karena makna dari dua puisi itu memberi arah pemahaman yang mendalam tentang pencarian manusia akan makna dirinya, hidupnya dan imannya. Pilihan penulis jatuh pada Chairil Anwar karena menurut penulis, dia adalah penyair yang memiliki krativitas sastra yang luar biasa, vitalis dan individualitas yang orisinal, serta iman yang sungguh dipertaruhkan di dalam hidu…
Antologi ini saya buat sebagai ",iauf" seorang penyair kucing yang peka terhadap alteritas, ekterioritas, dan heteronomitas. Ia berngiau dengan diksi yang dibawah dan ide puitik yang dirangkai secara prismatik, tetapi tetap terbuka kepada jalan pengertian yang sederhana. Ia, penyair kucing dengan taring mealngkoli mengingat ibunda, ayah handa dan kekasih, juga misaireligius menjangkau makna ima…
Dilahirkan di Klaten, 20 November 1971. Pendidikan dasarnya diselesaikan di kotanya: SDN Kauman, Keden I dan SMP Kristen 7 Pedan. Pendidikan Menengah dan Tinggi diselesaikan di Magelang, SMA Petrus Kanisius dan Yogyakarta., UGM, Fakultas Filsafat tahun 1998. Saat ini juga bergiat di Sanggar Satu Bumi Jakarta, sebagai anggota Divisi Sastra, di samping sebagai Wakil Sekretaris Jendral DPP Paperna…
Melalui kumpulan puisi pertamanya ini Dewi Nova membentang 47 buah puisi peta kekerasan terhadap perempuan yang terjadi tempat di Indonesia malah menerobos keluar negara seperti Bangkok dan Chengmai di Thailand dan Burma serta Sarawak di Malaysia. Pemetaan yang puitis ini dirakam dan dirangkum di sela-sela tugasnya sebagai aktivis kemanusiaan yang berpindah-pindah. Puisi-puisi bukan hanya puti…
“Aku tak tahu, bagaimana sebuah puisi disebut baik atau buruk. Bagus atau jelek. Aku tak tahu apa batas-batasnya. Aku juga tak terlalu peduli apakah aku mengerti isi sebuah puisi. Yang aku tahu, aku suka puisi ini. Dan tak suka puisi itu. Aku hanya membaca puisi, lalu membiarkan diriku terserap begitu saja. Dan, begitu saja pula aku menyukainya atau tidak.” “Sayangnya, kau selalu ingin…