Buku renungan ini adalah kelanjutan Jangkauan Hidup Sempurna bagian pertama dan kedua. Gaya renungan tetap sama. Kita yang mau membaca dan merenungkan isinya tidak hanya diajak sekilas bertemu dengan kutipan atau adengan dari alkitab, tetapi diajak mengarungi sejarah gereja sampai zaman sekarang ini: bagaimana konseksuensi menjadi murid-murid Yesus.
Buku ini ditulis untuk orang yang ingin berdoa terus-menerus, tetapi tak tahu bagaimana doa terus-menerus itu dapat dilaksanakan. Beberapa cara berdoa diterangkan supaya pembaca dapat mempraktekkannya. Pater Mariano Ballester berpengalaman banyak di bidang itu. Ia sering membimbing kursus-kursus doa di Pusat Internasional untuk Doa di Roma, di mana ia menjadi wakil direktur.
Teks Renungan yang terdapat dalam kitab ini telah disusun sedemikian rupa sehingga seperlunya dapat dibacakan saja. Namun kami anjurkan jangan dibawakan bagaikan suatu bacaan kedua. melainkan kiranya disiapkan sedemikian sehingga dapat dibacakan dengan bebas.
Buku ini berisikan Suatu pilihan teks-teks Kitab Suci yang wajar, Teks-teks renungan yang dalam banyak hal ada sangkut pautnya dengan kutipan teks kitab suci itu. Teks renungan yang ada dalam buku ini telah disusun sedemikian rupa, sehingga dapat langsung dibacakan saja. Namun kami anjurkan agar jangan dibawakan bagaikan suatu "bacaan kedua" .
Buku ini berisi renungan berdasarkan bacaan hari Minggu dan hari raya sepanjang tahun liturgi Gereja (Tahun A, B, dan C). Kekhasan renungan-renungan yang terkumpul dalam buku ini adalah penggunaan cerita sebagai ilustrasi. Ada banyak peristiwa dan perbincangan dalam kehidupan harian yang diangkat, lalu ditanggapi dalam terang Kitab Suci yang dibaca pada hari Minggu atau hari raya bersangkutan. …
“Seperti kebahagiaan yang bisa datang ketika tidak diharapkan, demikianlah puisi bertebaran di mana-mana bagi mata hati yang memang terbuka untuk menangkapnya: seperti buku puisi ini telah membuktikannya kepada saya, ketika kloset – seperti sering kita lupakan, meski selalu mengalaminya –dijelmakannya sebagai ruang kehidupan budaya.” (Seno Gumira Ajidarma, dalam Kata Pengantar)
Kisah-kisah dalam buku ini merupakan pengalaman-pengalaman pribadi, yang coba kurefleksikan dan kucari maknanya. Dalam keteduhan mata Tuhanlah aku jalani hidupku, sukacitaku, dengan penuh kesadaran. Kesadaran akan kasih Tuhan yang selalu menuntun langkahku menuju apa yang Tuhan kehendaki..
Renungan-renungan yang terpapar dalam buku ini merupakan percobaan pencarian kemiripan nada-nada dasar dalam sekian pengalaman hidup sehari-hari manusia satu sama lain.
Kebutuhan hidup orang modern demikian banyak hingga bila kita tidak punya rencana waktu doa yang tetap dapat jadi kita sungguh-sungguh takkan berdoa lagi.
Merenungkan sengsara dan wafat Yesus Kristus adalah sarana yang paling jitu untuk mengenal Yesus yang sebenarnya. Buku ini merupakan renungan masa prapaskah yang merupakan kesempatan bagi kita menjadi pengikut setia Yesus dengan merenungkan perjalanan sengsara dan wafat-Nya, langkah demi langkah. Renungan ini sangat menarik karena disusun secara kronologis yang akan mempersiapkan kita mengalami…