Sebelum meninggal, Romo Mangun pernah bercerita bahwa ia sedang mengerjakan sebuah novel. Mungkin novel inilah yang dimaksud. Semula, naskah novel ini berupa berkas - berkas yang ditulis dengan mesin ketik, tercerai-berai, penuh coretan, sehingga tidak mudah di baca. Setelah di ketik ulang dan disunting seperlunya oleh orang - orang yang dekat dengan Romo Mangun, KPG ( Kepustakaan Gramedia Popu…
Novel yang berjudul “Balada Becak” merupakan novel buatan Y.B. Mangunwijaya. Romo Mangun membuat buku ini sebagai salah satu novel pertama yang ia buat. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta sederhana dari tahun 80-an. Bahasa sastra yang menarik pembaca untuk meresapi dan kembali membayangkan masa itu. Novel ini dapat membuat pembacanya seolah-olah masuk dalam kisah. Novel roman yang di…
“Panglima-panglima medan perang, raja, serta adipati adalah jago-jago perang, pendekar dalam seni menyebar maut. Mungkin itu nasib lelaki. Tetapi kita kaum perempuan, Lusiku sayang, kita punya keunggulan lain: mengandung, menyusui, mengemban, dan memekarkan kehidupan. Rahim kita serba menerima. Tetapi juga serba memberi. Payudara perempuan adalah buah yang membanggakan kaum kita, Lusi. Sumbe…
Midah, pada awalnya berasal dari keluarga terpandang dan beragama. Karena ketidakadilan dalam rumah, ia memilih kabur dan terhempas di tengah jalanan Jakarta tahun 50-an yang ganas. Ia tampil sebagai orang yang tak mudah menyerah dengan nasib hidup, walaupun ia hanya seorang penyanyi dengan panggilan “si manis bergigi emas” dalam kelompok pengamen keliling dari satu resto ke resto, bahkan d…
Novel ini merupakan hasil "reportase" singkat Pramoedya di wilayah Banten Selatan yang subur tapi rentan dengan penjarahan dan pembunuhan. Tanah yang subur tapi masyarakatnya miskin, kerdil, tidak berdaya, lumpuh daya kerjanya. Mereka diisap sedemikian rupa. Mereka dipaksa hidup dalam tindihan rasa takut yang memiskinkan. Tubuh boleh disekap, ditendang, diinjak-injak, tapi semangat hidup tak…
Wahab dihukum mati Belanda, tanpa membocorkan rahasia kawannya. Novel ini penuh imajinasi, meskipun beberapa bagian merupakan fakta nyata, terutama pengalaman revolusi pengarangnya yang dijadikan acuan pokok untuk memberikan makna kepada gejala zamannya. Novel ini dapat memberi makna tentang semangat cinta tanah air dan bangsa melebihi cintanya kepada keluarga dan diri sendiri. Novel ini ber…
Korupsi penyakit masyarakat sesuai keberadaan umat manusia hidup di bumi yang tiada pernah tersembuhkan. Sebagai pemerhati jeli yang senantiasa terlibat langsung dalam kehidupan lingkungannya, gejala masyarakat itu tidak luput dari kekaryaan Pramoedya sebagai pengarang. Kisah ini ditulis di tahun 1953 semasa ia selama enam bulan bermukim di Belanda. Yang menarik dari karya Pramoedya ini a…