Kesusastraan Indonesia Modern Dalam Kritik dan Esei II

Dalam buku ini, penulis membicarakan Angkatan 45 dan kepeloporan Chairil Anwar secara khusus. Dibahas juga karya-karya Rivai Apin, Idrus, Pramoedya Ananta Toer, Utuy T. Sontani, S. Rukiah, Waluyati, Achdiat K. Mihardja, Mochtar Lubis, dan M. Balfas.

Kesusastraan Indonesia Modern Dalam Kritik dan Esei III

Buku ini dianjurkan bagi pembaca yang ingin mengetahui dan mempelajari karya pengarang-pengarang Indonesia yang giat pada tahun 50-an. Buku ini juga bicara soal karya-karya Muhammad Ali, Ajip Rosidi, Toto Sudarto Bachtiar, Alex Leo, A. A. Navis, Nh. Dini, Toha Mohtar, Trisnoyuwono, dan Riyono Pratikto. Dalam buku ini, penulis membantah bahwa tak ada krisis dalam kesusasteraan Indonesia Modern.

Kesusastraan Indonesia Modern Dalam Kritik dan Esei IV

Ruang kebudayaan dalam surat kabar dan majalah ternyata sudah ada di Indonesia pada awal abad ke-20, bersamaan dengan tumbuhnya kesusasteraan Indonesia modern. Demikian dinyatakan Penulis. Buku ini juga membahas peranan majalan Kisah dan Sastra yang pernah mewarnai kesusasteraan Indonesia, serta dibicarakan pula karya Nugroho Notosusanto, Kirjomulyo, Bokor Husasuhut, Soewardi Idris, Titie Said,…

Pengarang Indonesia dan Dunianya. Kumpulan Karangan

Edisi

Cetakan ke-1

ISBN/ISSN

-

Deskripsi Fisik

xiii + 154 hlm.; 21 cm.

Judul Seri

-

No. Panggil

809 JAS p

Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia dan Karangan-karangan Lain

Edisi

Cetakan ke-1

ISBN/ISSN

-

Deskripsi Fisik

-

Judul Seri

-

No. Panggil

809 JAS s

Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar

Edisi

Cetakan ke-1

ISBN/ISSN

9979-655-598-0

Deskripsi Fisik

xiv + 63 hlm.; 21 cm.

Judul Seri

-

No. Panggil

809 DJA k

Mengenal 25 Teori Sastra

Edisi

Cetakan ke-2

ISBN/ISSN

978-602-258-187-1

Deskripsi Fisik

xii + 198 hlm.; 21 cm.

Judul Seri

-

No. Panggil

801 SEH m

Negeri Badak: Sebuah Prosa Lirik

Negeri Badak merupakan prosa lirik yang kedua setelah Migrasi Para Kampret. Kali ini penulis tertarik dengan figur badak, dengan settingan Taman Nasional Ujung Kulon, namun dengan plot di sekitar Rusuh Mei 1998.

Kebenaran dan Dusta Dalam Sastra

Radhar Panca Dahana, 36 tahun, termasuk penulis ekstra rajin. Ia tidak hanya bermain di penulisan kreatif seperti puisi atawa cerita pendek melainkan juga memasuki wilayah kritik dan esai. Beberapa karyanya sudah dibukukan. Misalnya tilikannya terhadap teater dalam Ideologi Politik dan Teater Modern (IndonesiaTera, 2001). Dia juga getol mengulas sisik melik sastra Indonesia, seperti yang termua…

Sastra Indonesia Awal; Kontribusi Orang Tionghoa

Novel Indonesia pertama bukanlah Azab dan Sengsara, tetapi Tjhit Liap Seng (Bintang Tujuh). Bukan terbit awal 1920-an tetapi 35 tahun sebelumnya. Bukan buah pena Merari Siregar, seorang Batak, melainkan seorang Tionghoa dari Bogor, Lie Kim Hok. Malah karangan Lie Kim Hok itu didahului oleh aktivitas penulis peranakan lain yang sejak tahun 1850-an dengan munculnya dunia pers dan penerbitan, atau…