Sastra selama ini seolah-olah ditujukan untuk pembaca laki-laki dan perempuan "dipaksa" untuk membaca sebagai laki-laki. Namun, tidak semua sastra terwujud seperti itu. Kita patut sedikit lega dengan sastra Indonesia modern, yang menempatkan perempuan sebagai orang yang dibela, dientaskan dari kondisi yang tersubordinasi, dan diberi kesempatan untuk menentukan dirinya sendiri. Hal ini menariā¦
Oposisi jenis kelamin yang melahirkan prasangka gender, berdampak pada pola hubungan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki menjadi superoerdinat dalam berbagai aspek kehidupan. Hubungan dengan perempuan, dengan demikian dijalankan berdasarkan pemahaman mengenai superioritas laki-laki dan inferioritas perempuan. Sebagai jenis kelamin yang memosisikan diri lebih unggul, laki-laki menciptakā¦